JAKARTA - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais sempat menyampaikan kalau dirinya berniat untuk membuat gerakan people power. Ucapan Amien Rais itu disampaikan dalam Dialog Nasional bertemakan 'Rakyat Bertanya, Kapan People Power' yang diselenggarakan di Gedung Umat Islam Kartopuran, Solo. (03/08/23).
Hal tersebut menuai berbagai tanggapan masyarakat. Senior Analis Taiwan-Indonesia Trade Analysis (TITA) Tulus J Maha mengatakan, aksi people power hanya akan mengganggu aktifitas investasi dan stabilitas perdagangan yang ada di Indonesia.
”Wacana People Power (makar) hanya akan mengganggu stabilitas perdagangan dan ekonomi nasional. Gejolak politik yang tidak perlu hanya akan merugikan faktor ekonomi. Sehingga pertumbuhan ekonomi nasional akan terhambat, ” ujar Tulus.
Menurutnya, Indonesia saat ini sadang mengalami krisis ekonomi semenjak pandemi covid-19 sehingga wacana people power hanya akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini sedang dibangun oleh Indonesia.
Baca juga:
Pendukung Anies Dideklarasikan di Banten
|
”Indonesia masih krisis semenjak pandemi, jangan sampai wacana people power ini manghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, ” ungkap Tulus.
Lebih lanjut, Tulus berpandangan bahwa Masyarakat sendiri saat ini sedang banyak mengalami permasalahan, utamanya mereka sedang dihadapkan pada situasi sosial dan ekonomi yang kini masih tidak menentu akibat adanya ketidakpastian ekonomi global semenjak ancaman krisis, inflasi hingga stagflasi di dunia semenjak tahun 2023.
“Justru apabila ketika masyarakat sendiri tengah dihadapkan pada situasi yang serba sulit tersebut, namun malah ditambah dengan adanya aksi-aksi yang sama sekali tidak jelas dan tidak memberikan dampak manfaat yang positif untuk rakyat, maka hendaknya hal-hal demikian sama sekali tidak perlu dilakukan”, ucapnya.
Ditempat terpisah, Koordinator Biro Politik IMASOSDEM Jakarta Rully Fikri mengatakan bahwa gerakan people power rawan untuk ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu dengan muatan politis. Belum tentu gerakan yang bersifat ekstra parlementer tersebut bertujuan untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan kepentingan rakyat.
“people power rawan ditunggangi pihak tertentu dengan muatan politis tertentu pula, sehingga belum tentu gerakan ekstra parlementer tersebut untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan kepentingan rakyat banyak”, kata Fikri.
Fikri juga menghimbau kepada teman-teman mahasiswa agar lebih bijak didalam melakukan suatu aksi massa, sehingga outcome yang dihasilkan dari aksi tersebut tidak kontra-produktif dengan effort dari para stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan nilai-nilai berdemokrasi.
“ Teman-taman mahasiswa agar lebih bijak didalam melakukan aksi massa, sehingga hal tersebut justru tidak menjadi kontra-produktif dengan effort peningkatan kesejahteraan dan nilai-nilai demokrasi”, Tutup Fikri.***