SURABAYA - Anggota Komisi V DPR DPR RI Sudewo mengingatkan pentingnya penataan air pada pembangunan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur. Mengingat ada aliran sungai di bawah Kawasan bandaranya. Sudewo menyarankan kepada Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dan PT Gudang Garam selaku private sector (sekaligus penyuntik modal) dalam pembangunan Bandara Dhoho ini agar selalu melakukan koordinasi dan bersinergi.
“Karena bandara dimana-mana terjadi kebanjiran oleh karena perencanaan terhadap pengendalian banjir pada bandara itu tidak akurat. Jangan nanti saling lempar tanggung jawab, saling lempar masalah. Jadi dari awal perencanaan itu harus (Kementerian PUPR dan Gudang Garam) bersama bersama-sama sampai pada tingkatan pelaksanaan di lapangan, sampai pada pembebanan anggaran, ” tegas Sudewo dalam rangkaian Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi V DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022).
Dalam pertemuan dengan perwakilan Pemprov Jatim tersebut, Sudewo mempertanyakan terkait aksesibilitas menuju dan keluar dari Bandara Dhoho. Pasalnya, hingga kini Tol Kertosono yang akan menjadi akses menuju Bandara Dhoho belum dibangun. “Jangan sampai ini mengalami nasib yang sama dengan Pelabuhan Patimban (Subang, Jawa Barat). Pelabuhan sudah jadi, tapi akses jalan ke sana baru dipikirkan oleh Kementerian PUPR. Koordinasinya bagaimana? Jangan dilepas begitu saja, segera dibangun, ” saran politisi Partai Gerindra itu.
Desain terminal bandara pun tidak luput dari perhatian Sudewo. Ia mengingatkan agar terminal Bandara Dhoho ini memperhatikan unsur manusiawi dan memiliki kearifan lokal, sehingga tidak hanya memiliki unsur estetika atau kemegahan saja. “Terminal Bandara 3 Soekarno-Hatta itu tidak manusiawi. Kelihatan megah, kelihatan mewah, tapi tidak manusiawi. Jalan kakinya sangat luar biasa jauh. Berbeda dengan Terminal 1 dan Terminal 2. Meskipun itu terminal lama, tapi manusiawi. Lalu harus memiliki kearifan lokal. Buatlah yang menjadi ciri khas Kota Kediri muncul dalam terminal bandara ini, ” pesan legislator dapil Jawa Tengah III tersebut. (eki/sf)