JAKARTA - Empat baliho PPP tertulis "Anies for Presiden 2024" terpasang di sejumlah titik di Bekasi. Sementara spanduk dengan tulisan yang sama juga bertebaran di semua titik kota Bekasi. Ini semacam deklarasi dari pinggiran Jakarta. Sebab, pemasangan empat baliho dan puluhan-ratusan spanduk atas sepengetahuan dan seijin DPP PPP.
Sebelumnya, sejumlah DPW PPP juga mendeklarasikan "Anies for Presiden 2024". Diantaranya DPW PPP Jogja dan DKI Jakarta. Dua kota yang pernah menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Baca juga:
Kembali Gugatan Pendukung Moeldoko Kandas
|
Para kader PPP mendesak agar DPP PPP secara resmi segera mendeklarasikan "Anies for Presiden 2024". Sebab, hampir, kalau tidak dibilang seluruhnya, kader PPP mendukung Anies jadi presiden di 2004.
Saat ini, Anies memang fenomenal. Cucu AR Baswedan ini memiliki integritas, kapasitas dan elektoral untuk menjadi presiden. Bagi rakyat, integritas dan kapasitas adalah dua hal yang paling utama. Dua hal ini yang memberikan ekspektasi rakyat untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Bagi partai, hal utama adalah elektoral. Survei terakhir yang dilakukan Median, elektabilitas Anies menempati posisi tertinggi diantara semua kepala daerah. Elektabilitas Anies di atas Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Khofifah Indraparawansa.
Bagi parpol, mendukung dan mengusung calon yang potensial menang dapat mendongkrak elektoral partai. Secara teoritis, pakem inilah yang berlaku. Apalagi, calon tersebut adalah kader partai. Saat ini, hampir semua partai tidak memiliki kader yang potensial untuk maju di Pilpres 2024.
Kecuali Ganjar, kader PDIP ini punya elektabilitas cukup baik. Namun tersandung dua hal. Pertama, posisinya sebagai kader dianggap mengancam Puan Maharani sebagai calon kuat ketum PDIP. Kedua, elektabilitas Ganjar bubble. Seperti gelembung yang mudah kempes. Apalagi, kampanye Ganjar umumnya lebih didominasi oleh gimmick.
Pertarungan jangka panjang butuh kontens. Yang dimaksud kontens di sini adalah hasil atau prestasi kerja, narasi dan gagasan cerdas untuk Indonesia masa depan. Ganjar dibanding Anies memang masih sangat jauh. Anies lebih kuat untuk kompetisi pada lari maraton, karena nafasnya lebih panjang. Kontens itu seperti nafas.
Belum lagi soal debat Capres. Akan ada lima kali debat Capres yang disiarkan "live" oleh TV. Hampir semua rakyat menonton debat ini. Tidak sekedar menonton, hasil debat akan menjadi pembicaraan publik di semua level. Di warteg, bicara debat Capres. Buruh tani di sawah bicara debat Capres. Semua kantor akan diisi obrolan tentang debat Capres di TV. Anies punya keunggulan dan pengaruh di acara ini.
Kerja Ganjar melalui tim media yang masif dengan pemodal di belakang yang cukup kuat, untuk sementara berhasil menaikkan elektabilitas. Khususnya di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur, kerja-krja tim Ganjar punya efek. Dengan catatan, Anies belum turun di dua wilayah ini.
Saat ini, tim Ganjar dengan kekuatan logistik yang cukup, melawan para relawan Anies yang sedang terkonsolidasikan di setiap daerah, sudah mulai keteteran. Logistik tetap ada batasnya, sementara para relawan Anies memiliki militansi tinggi yang semakin menyebar. Boleh dibilang Anies vs Ganjar itu pertarungan militansi rakyat vs logistik.
Potensi Anies lebih besar dari calon lain, termasuk Ganjar, dilihat dari beragam variabel kemenangan. Belum lagi PKS dan PAN yang terkunci konstituennya oleh Anies. Ada efek elektoral yang tidak bisa dihindari oleh kedua partai ini terkait dengan dukungan konstituen kepada Anies Baswedan. Inilah fakta politik yang dihidangkan oleh masyarakat saat ini.
Karena itu, deklarasi PPP untuk "Anies for Presiden 2024" boleh dibilang menjadi pilihan satu-satunya untuk mendapatkan efek elektoral.
Tidak hanya PPP, sinyal dukungan Nasdem kepada Anies Baswedan telah menambah elektabilitas partai besutan Surya Paloh ini. Adanya fakta bahwa rakyat sedang menyukai Anies, membuat partai apapun yang mendukung Anies akan mendapat dukungan dari para pendukung Anies.
Hal yang sama diduga terjadi juga pada Partai Demokrat. Elektabilitas Partai Demokrat terus naik seiring dengan hubungan harmonis antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Anies. Sejauhmana pengaruh eletoralnya, Demokrat punya survei yang tidak untuk dipublish.
Jika Nasdem (9, 05%), PPP (4, 52%), Demokrat (7, 77%) , PKS (8, 21%) dan PAN (6, 84%) deklarasi mendukung Anies, sulit rasanya Anies untuk dilawan siapapun. Golkar (12, 31), sebagai partai pemburu calon pemenang, sulit juga untuk berpaling dari Anies. Sementara PKB (9, 69%), hanya perlu diajak komunikasi lebih intens.
Saat ini, PPP selangkah lebih maju. Bagaimana dengan Nasdem, apakah akan segera deklarasi "Anies for Presiden 2024"? Kalau DPP Nasdem secara resmi mendeklarasikan Anies, maka Surya Paloh akan menyalip PPP.
Jakarta, 5 April 2022
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa